DJIA37986.40
LIVE211.02(0.56%)
NDX17037.65
LIVE-356.67(-2.05%)

China Memangkas Tarif Impor AS $ 75 Miliar


Thursday, 6 February 2020 18:44 WIB

Global


China memangkas tarif impor AS $ 75 miliar termasuk kacang kedelai, daging babi dan suku cadang kendaraan bermotor Kamis dalam gencatan senjata perdagangan dengan Washington sementara Beijing berjuang dengan wabah virus yang mahal.

Pemangkasan itu menyusul penandatanganan perjanjian "Fase 1" bulan lalu untuk mengakhiri perang tarif yang sudah berjalan lama atas ambisi teknologi Beijing dan surplus perdagangan. Kedua belah pihak telah membuat isyarat perdamaian, tetapi perselisihan yang masih ada mengancam untuk mendinginkan pertumbuhan ekonomi global.

Pengurangan itu mengikuti pemangkasan tarif Amerika bulan lalu untuk barang-barang Cina. Tidak ada indikasi bahwa Beijing mengubah pemangkasannya sendiri sebagai tanggapan atas meningkatnya biaya upaya penanggulangan wabah virus yang menekan kegiatan bisnis dengan menutup pabrik, restoran, dan toko.

“Langkah selanjutnya tergantung pada pengembangan Cina-AS. situasi ekonomi dan perdagangan, ”kata pernyataan Kementerian Keuangan. "Kami berharap dapat bekerja sama dengan Amerika Serikat menuju penghapusan akhir semua kenaikan tarif."

Tarif pajak untuk 916 item termasuk kedelai, babi dan ikan dipotong dari 10% menjadi 5%, efektif 14 Februari, kata kementerian itu. Tarif untuk 801 item termasuk onderdil mobil akan dipotong dari 5% menjadi 2,5%.

Washington menaikkan tarif barang-barang Cina pada tahun 2018 sebagai tanggapan atas surplus perdagangan Beijing yang bernilai miliaran dolar dan keluhannya mencuri atau menekan perusahaan untuk menyerahkan teknologi. Cina membalas dengan meningkatkan bea atas barang-barang Amerika.

Di bawah kesepakatan "Fase 1" pada bulan Oktober, Washington membatalkan rencana kenaikan tarif tambahan dan Beijing berkomitmen untuk membeli lebih banyak ekspor pertanian A.S.

Namun, sebagian besar kenaikan tarif yang diberlakukan sebelumnya oleh kedua belah pihak atas miliaran dolar dari barang satu sama lain masih berlaku.

Sumber: VOA


RELATED NEWS

POPULAR NEWS

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.