DJIA37775.38
LIVE22.07(0.06%)
NDX17394.31
LIVE-99.31(-0.57%)

Presiden Iran: AS Harus Angkat Sanksi, Sebelum Diadakan Pembicaraan


Wednesday, 28 August 2019 00:04 WIB

Global


Presiden Iran berkomentar pada selasa terkait kemungkinan pembicaraan dengan Donald Trump, mengatakan presiden AS pertama-tama harus mencabut sanksi yang dikenakan pada Teheran, jika tidak, pertemuan antara keduanya akan menjadi foto op belaka.

Perubahan hati Hassan Rouhani terjadi sehari setelah Trump mengatakan Senin bahwa ada "peluang yang sangat baik" keduanya dapat bertemu pada kebuntuan nuklir mereka setelah intervensi mendadak oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron selama KTT G-7 untuk mencoba membawa Washington dan Teheran bersama setelah beberapa dekade konflik.

"Tanpa penarikan AS dari sanksi, kami tidak akan menyaksikan perkembangan positif," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Selasa, menambahkan bahwa Washington "memegang kunci" tentang apa yang terjadi selanjutnya.

Sebelumnya pada hari Senin, Rouhani menyatakan kesiapan untuk menegosiasikan jalan keluar dari krisis menyusul penarikan Amerika dari perjanjian nuklir.

Rouhani juga melindungi menteri luar negerinya, Mohammad Javad Zarif, terhadap kritik dari garis keras atas kunjungan kejutannya hari Minggu ke Biarritz, Perancis, tempat para pemimpin Kelompok Tujuh negara demokrasi kaya bertemu.

Press TV berbahasa Inggris Iran mengeluarkan pernyataan anonim yang samar-samar pada hari Senin, menolak inisiatif Macron.

Macron mengatakan ia berharap Trump dan Rouhani dapat bertemu dalam beberapa minggu dengan harapan menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 yang dilakukan Teheran dengan kekuatan dunia, tetapi AS secara sepihak menarik diri dari tahun lalu. Di bawah kesepakatan itu, Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Mengundang Zarif ke KTT G-7 sebagai tamu kejutan adalah manuver diplomatik yang berisiko, tetapi itu membantu menciptakan "kemungkinan kondisi pertemuan yang bermanfaat," kata Macron.

Adalah tanggung jawab Prancis untuk memainkan "peran kekuatan penyeimbang," kata Macron, seraya menambahkan bahwa upayanya memungkinkan harapan untuk "mengurangi esensi" ketegangan.

Sejak penarikan AS dari perjanjian nuklir, Iran telah kehilangan miliaran dolar dalam kesepakatan bisnis yang diizinkan oleh perjanjian itu ketika AS menerapkan kembali dan meningkatkan sanksi yang sebagian besar menghalangi Teheran untuk menjual minyak mentah ke luar negeri, sumber penting mata uang keras untuk Republik Islam.

Sumber: VOA


RELATED NEWS

POPULAR NEWS

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.