DJIA39778.99
LIVE18.92(0.05%)
NDX18276.10
LIVE-4.75(-0.03%)

Trump, Putin Berkelakar tentang Bagaimana "Singkirkan" Wartawan


Tuesday, 2 July 2019 18:51 WIB

Global


Bagi Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, pertemuan di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, minggu lalu, merupakan saat-saat tidak resmi ketika mereka duduk untuk berunding.

Presiden Trump memiliki gagasan untuk melakukan sesuatu terhadap sekumpulan wartawan yang berada di sana untuk meliput pertemuan kedua pemimpin itu, yang merupakan pertemuan pertama tahun ini.

“Singkirkan mereka. Fake news atau berita palsu adalah terminologi yang bagus khan?” ujar Trump. “Anda tidak memiliki masalah ini di Rusia, tetapi kami punya,” tambahnya.

“Kami juga punya,” jawab Putin dalam bahasa Inggris. “Sama saja.”

Kemudian menurut laporan-laporan berita tentang percakapan itu, kedua pemimpin berdecak tentang jawaban, yang tampaknya memuaskan diri mereka sendiri.

Trump kerap menggambarkan wartawan sebagai “musuh rakyat,” suatu ungkapan yang umum dalam sastra dunia dan seabad lalu juga dipopulerkan otokrat Rusia, Vladimir Lenin. Trump juga secara teratur menggambarkan laporan-laporan media arus utama yang tidak ia sukai tentang dirinya dan pemerintahannya sebagai “fake news” atau “berita palsu.” Baru-baru ini ia menyebut laporan suratkabar New York Times yang akurat tetapi tidak disukainya – seperti tentang serangan dunia maya Amerika terhadap jaringan listrik Rusia – sebagai “tindakan pengkhianatan nyata.”

Komite Perlindungan Wartawan CBP mengatakan 28 wartawan telah dibunuh di Rusia sejak Putin berkuasa tahun 2000, di mana wartawan dan para editor kerap terbunuh karena hal-hal yang misterius. Banyak wartawan Rusia, menurut kelompok aktivis wartawan yang berkantor di New York itu, dikenal luas karena menyelidiki korupsi pemerintah dan kesalahan yang dilakukan pejabat-pejabat Rusia di tingkat lokal dan nasional.

Bagi pengawal kebebasan pers, pernyataan-pernyataan singkat Trump dan Putin di Osaka, Jepang, tidak dapat dianggap remeh; dan hal itu merupakan cerminan penghinaan kedua pemimpin terhadap peran yang dimainkan wartawan dalam memberikan informasi kepada dunia tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dan menuliskan versi pertama sejarah.

Sumber : VOA


RELATED NEWS

POPULAR NEWS

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.