DJIA37775.38
LIVE22.07(0.06%)
NDX17394.31
LIVE-99.31(-0.57%)

Klaim Pengangguran Inggris Melonjak ke Tertinggi Sejak 1996 karena COVID-19


Tuesday, 19 May 2020 13:54 WIB

Ekonomi inggrisUK UnemploymentJobless Claim


Jumlah orang yang mengklaim tunjangan pengangguran di Inggris melonjak ke level tertinggi sejak 1996 di bulan April, bulan pertama dari masa lockdown total karena coronavirus, data yang dipublikasikan pada hari Selasa menunjukkan.

Jumlah pengklaim naik 856.500 - lonjakan terbesar bulan-ke-bulan - menjadi 2.097 juta, meningkat 69%, kata Kantor Statistik Nasional.

Sebuah jajak pendapat Reuters dari para ekonom telah menghasilkan perkiraan median untuk lonjakan 676.500 dalam jumlah pengklaim dengan perkiraan berkisar dari hanya lebih dari 56.000 hingga setinggi 1,5 juta.

Lonjakan akan lebih tajam jika tanpa program pemerintah untuk membayar 80% dari upah pekerja yang diberhentikan sementara oleh atasan mereka, yang tidak diperhitungkan dengan total pengangguran.

"Meskipun hanya mencakup minggu-minggu pertama pembatasan, angka kami menunjukkan COVID-19 memiliki dampak besar pada pasar tenaga kerja," kata Deputi Statistik Nasional ONS, Jonathan Athow.

Data eksperimental untuk pekerjaan pada bulan April, berdasarkan angka pajak, menunjukkan jumlah orang di daftar gaji perusahaan turun 1,6% dari bulan Maret dan 1,2% lebih rendah dari tahun sebelumnya.

"Kunjungan wisata juga turun tajam, dengan keramahan ikut jatuh," kata Athow.

ONS mengatakan tingkat pengangguran Inggris turun menjadi 3,9% pada periode Januari-Maret, hanya mencakup satu minggu dari penutupan, dari 4,0% dalam tiga bulan hingga Februari.

Ketenagakerjaan tumbuh sebesar 211.000 dalam tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan pekerjaan sebesar 50.000 dalam jajak pendapat Reuters.

Tingkat pengangguran Inggris bisa mencapai 10% dalam periode April-Juni, para pembuat anggaran negara mengatakan, bahkan dengan jutaan pekerja dilindungi oleh skema pemerintah untuk membayar upah mereka sementara mereka hanya diberhentikan sementara.(Arl)

Sumber : Reuters


RELATED NEWS

POPULAR NEWS

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.