DJIA37967.44
LIVE193.34(0.51%)
NDX17243.88
LIVE-150.43(-0.86%)

Minyak Menuju Gain Mingguan Dengan Optimisme Ekonomi Dibayangi Virus


Friday, 3 July 2020 07:47 WIB

MinyakWTIBrent


Minyak turun pada Jumat ini tetapi tetap berada di jalur untuk kenaikan mingguan karena pemotongan pasokan yang agresif dan data ekonomi AS yang lebih baik dari yang diperkirakan membayangi lonjakan kasus coronavirus di ekonomi terbesar dunia.

Kontrak berjangka di New York turun menuju $ 40 per barel di perdagangan Asia, tetapi masih naik hampir 5% untuk minggu ini. Minyak mentah menguat seiring dengan pasar yang lebih luas pada hari Kamis karena data menunjukkan rebound di pasar tenaga kerja AS dipercepat pada bulan Juni. Itu terjadi setelah stok minyak mentah Amerika mengalami penurunan terbesarnya tahun ini dan sebuah survei menunjukkan produksi minyak OPEC turun ke level terendah sejak 1991 pada bulan lalu.

Virus ini terus melonjak tanpa henti di sebagian besar AS, namun, meredupkan prospek permintaan energi. Wabah yang memburuk mungkin tidak sepenuhnya ditangkap dalam data pekerjaan, yang memberikan gambaran tentang perekrutan di pertengahan bulan sebelum banyak negara membalikkan arah pada pembukaan kembali.

Minyak telah melayang sekitar $ 40 per barel minggu ini karena prospek permintaan yang suram diimbangi oleh komitmen aliansi OPEC+ untuk mengurangi output, dengan Rusia menunjukkan kepatuhan total dekat dengan target untuk bulan kedua. Kelompok itu belum membuat keputusan apakah akan memperpanjang pengurangan penuh - yang berdiri di 9,6 juta barel per hari - ke Agustus, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan. Koalisi selanjutnya akan mengadakan pertemuan pada 15 Juli mendatang.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 0,8% ke level $ 40,31 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 8:25 di Singapura setelah ditutup naik 2,1% pada hari Kamis. Brent untuk penyelesaian September turun 0,8% ke level $ 42,78 di ICE Futures Europe exchange, memangkas kenaikan mingguan menjadi 4,3%. (knc)

Sumber : Bloomberg


RELATED NEWS

POPULAR NEWS

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.