Minyak rebound setelah mengalami penurunan terbesar kuartalan tahun ini, namun kekhawatiran berkelanjutan bahwa ekonomi global yang goyah akan mengikis permintaan yang terus membebani pasar.
Kontrak berjangka meningkat 1,1% di New York, setelah jatuh 7,5% dalam tiga bulan terakhir karena Arab Saudi sepenuhnya memulihkan produksinya setelah serangan dahsyat yang sementara waktu mengurangi separuh produksinya. Perhatian sekarang kembali ke negosiasi perdagangan antara AS-China, dengan investor mencari petunjuk tentang prospek permintaan minyak karena pembicaraan tingkat tinggi diharapkan pada 10-11 Oktober mendatang.
Pemulihan Arab Saudi dari serangan dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan konsumsi minyak telah mendorong harga minyak mentah kembali ke posisi semula sebelum serangan 14 September lalu. Ini berarti bahwa sementara minyak naik pada hari Selasa, kenaikannya bisa sementara, kata Harry Tchilinguirian, kepala strategi pasar komoditas di BNP Paribas SA.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 57 sen ke level $ 54,64 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 11:14 siang di London. Kontrak bulan depan turun $ 1,84 pada hari Senin untuk membatasi penurunan 7,5% pada kuartal terakhir.
Brent untuk penyelesaian Desember menguat 54 sen, atau 0,9%, ke level $ 59,79 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Kontrak November, yang berakhir hari Senin, mengakhiri sesi 1,8% lebih rendah. Minyak mentah acuan global pada hari Selasa diperdagangkan pada $ 5,29 premium untuk WTI pada bulan yang sama. (knc)
Sumber : Bloomberg