Menyusul kenaikan enam hari berturut-turut, WTI bolak-balik di sekitar $61,10 selama sesi Asia pada hari Jumat. Meski begitu, patokan energi diperdagangkan di dekat tertinggi tiga bulan yang dibuat pada hari sebelumnya.

Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan Rusia, sebagian besar dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk menambah 500.000 barel per hari (bph) ke pengurangan sebelumnya 1,2 juta barel per hari hingga Maret 2020 yang awalnya telah memicu reli minyak selama awal Desember. Itu menyusul fase satu AS-China dan penurunan berikutnya dalam laporan persediaan minyak, yang saat ini mendorong emas hitam menuju Desember terbaik sejak 2002.

Selain fase satu, perjalanan yang sukses United States Mexico Canada Agreement (USMCA) dan kesiapan Uni Eropa untuk melakukan lebih banyak bisnis dengan China tampaknya menggambarkan lingkungan perdagangan yang cerah.

Di sisi politik, pergolakan AS-Iran berlanjut karena pukulan terbaru yang datang dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang mengumumkan pembatasan visa Iran bagi para pejabat yang menyalahgunakan rincian protes damai. Lebih jauh, kinerja suram Dolar AS (USD) juga dapat dianggap sebagai kekuatan tambahan pada harga minyak.

Pasar sekarang akan menantikan pembacaan final data kuartal ketiga Produk Domestik Bruto (PDB) dari AS dan Inggris untuk arah baru. Juga, rilis mingguan Rig Minyak AS Baker Hughes, sebelumnya 667, dapat menawarkan informasi tambahan.

Analisis Teknis

Penutupan mingguan di luar Simple Moving Average (SMA) 100-minggu di level $60,80 menegaskan tolok ukur energi bergegas ke tertinggi September di sekitar $63,15. Atau, tertinggi November di dekat $58,80 dapat menyenangkan penjual selama penurunan baru.

Sumber: FXstreet